Curug Cibeureum Keindahan Tersembunyi di Lereng Gede Pangrango
Mengunjungi wisata alam Curug Cibeureum di Puncak Gede-Pangrango adalah petualangan yang tak terlupakan. Keseruan trekking sepanjang lebih dari 1 jam perjalanan akan mengantarkan Anda pada indahnya pemandangan air terjun yang spektakuler dan pegunungan hijau di sekitarnya.
Curug Cibeureum di Lereng Gunung Gede Pangrango
Curug Cibeureum |
Ingin wisata air terjun yang sedikit extrim? Cobalah untuk mengunjungi wisata curug Cibeureum di Cibodas, Jawa Barat. Air terjun ini berada di kaki gunung Gede – Pangrango, untuk mencapainya, kita harus melakukan trekking jalan menanjak melintas jalur hutan hujan tropis selama kurang lebih 2 jam. Air terjun ini berada di ketinggian 1,675Mdpl. Saat masih single, sebenarnya saya sudah beberapa kali mendaki gunung Gede Pangrango yang tentunya menyempatkan diri juga untuk mengunjungi air terjun ini. Namun akhir November 2017 ini, saya mengajak keluarga termasuk anak saya yang paling kecil (8 tahun) untuk trekking dengan tujuan sampai ke air terjun ini. Perjalanan dimulai sejak jam 4 pagi dari tempat tinggal kami di Depok menuju ke Pos Pendaftaran di Cibodas, Cipanas Puncak. Selain untuk menghindari macet pada jalur puncak, Waktu yang tepat mengunjungi air terjun ini adalah di pagi hari, alasannya agar saat mendaki udara masih sejuk dan kabut masih belum banyak yang turun. Agar tidak terlalu malam saat perjalanan pulang, petugas membatasi waktu pendaftaran pengunjung paling telat jam 2 siang.
Keindahan Alam Sepanjang Perjalanan Menuju Curug Cibeureum
Tepat jam 6.30 pagi, kami tiba di Cibodas, lokasi pendaftaran berada kurang lebih 200m dari pintu 2 Kebun Raya Cibodas. Sebelum memulai trekking, saya sempatkan untuk membeli mie instan, air mineral dan beberapa makanan kecil untuk bekal perjalanan. Di pos pendaftaran, setiap pengunjung dengan tujuan air terjun Cibeureum dikenakan biaya sebesar Rp. 18,000 sudah termasuk biaya karcis masuk, asuransi dan pajak. Setelah membayar karcis untuk 4 orang, kami langsung memulai trekking. Jalur trekking sudah cukup nyaman, karena sudah terdiri dari batu kali yang disusun membentuk undakan-undakan. Di sisi kiri dan kanan adalah pepohonan hutan hujan tropis yang cukup lebat, seperti pisang hutan, pakis-pakisan, hingga pohon rasamala yang tinggi dan besar. Untuk fauna, yang sering ditemui adalah burung, monyet, tupai dan beberapa serangga hutan. Binatang buas seperti macan tutul juga terdapat di hutan ini, namun sangat jarang terlihat.
Trekking menuju lokasi Air Terjun Cibeureum |
Danau Biru dan Jembatan Rawa Gayonggong
Setelah kira-kira 1 jam perjalanan, kami sampai di danau biru, yaitu danau di kaki gunung gede – pangrango yang airnya terlihat berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan karena tumbuhnya ganggang di dalam danau disebabkan danau ini sangat jarang terkena sinar matahari. Di samping danau terdapat aliran sungai kecil yang airnya sangat jernih menambah keindahan area tersebut. Kami sempat mencuci muka di sungai tersebut untuk menyegarkan sebelum melanjutkan trekking.
Danau Biru |
Selanjutnya yang kami temui adalah jembatan rawa gayonggong, yaitu berupa jembatan panjang yang dibawahnya terdapat rawa yang berasal dari kawah mati dan didominasi oleh rumput gayonggong. Pemandangannya sangat indah dengan background gunung pangrango. Banyak pendaki yang menyempatkan diri untuk berfoto dulu di jembatan ini. Menurut informasi dari petugas penjaga hutan, jembatan tersebut juga sering dilintasi oleh macan tutul ketika musim kawin.
Jembatan rawa Gayonggong yang sering dilalui macan tutul |
Jembatan rawa Gayonggong |
Curug Cibeureum |
Pos ketiga yang kami temui adalah Pos Panyancangan Kuda, disinilah terdapat pertigaan jalur, ke kiri adalah menuju ke puncak Gede – Pangrango dan ke kanan adalah menuju ke air terjun Cibeureum. Karena tujuan kami memang hanya untuk sampai di air terjun, kamipun memilih jalur yang ke kiri. Dari pos tersebut, lokasi air terjun tidak terlalu jauh, hanya sekitar 5 hingga 10 menit perjalanan yang cenderung menurun, akhirnya sampailah kami di lokasi air terjun. Pemandangan di lokasi tersebut sangat indah, walaupun perjalanan yang sangat melelahkan, rasanya terbayarkan dengan pemandangan indah air terjun. Terdapat 3 air terjun yaitu di sisi kiri adalah Curug Cibeureum, curug ini adalah curug yang paling pendek (kurang lebih 40m), namun memiliki debit air yang paling deras. Di tengah ada curug Cidendeng yang lebih tinggi dari Curug Cibeureum, namun debit air lebih sedikit. Yang ketiga dan paling kanan adalah Curug Cikundul, lokasinya agak jauh dan berada di balik bukit, air terjun ini juga memiliki debit air yang lebih kecil dibanding curug Cibeureum. Di areal tersebut sudah terdapat MCK, Mushola dan gazebo-gazebo untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan air terjun. Setelah asik bermain air, kami sempat memasak mie instan dengan menggunakan kompor portable yang memang sudah saya siapkan.
Video Kami di Curug Cibeureum
Puas bermain-main di air terjun, saatnya kami untuk kembali. Perjalanan pulang lebih cepat, karena perjalanan cenderung menurun sehingga hanya memakan waktu sekitar 1.5 jam sampai kembali di pos pendaftaran. Saat perjalanan pulang, kami temui beberapa pendaki yang mendapat serangan dari tawon hutan, petugas sempat menyarankan kami untuk menunda perjalanan turun, namun kami tetap meneruskan perjalanan untuk menghindari hujan, karena biasanya di area tersebut selalu hujan di siang hari. Alhamdulillah sampai ke pos pendaftaran, perjalanan kami selamat sampai tujuan.
Comments