Candi Cangkuang, Cagar Budaya Tersembunyi di Jawa Barat

Candi Cangkuang mungkin masih terdengar asing di telinga kita. Candi ini memang tidak seterkenal candi-candi ternama di Jawa Tengah seperti, Candi Borobudur atau Candi Prambanan. Namun candi ini merupakan salah satu cagar budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Candi Cangkuang
Candi Cangkuang

Lokasi Candi Cangkuang berada di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ukuran candi yang tidak terlalu besar membuatnya tidak banyak menarik perhatian. Akan tetapi, candi sederhana ini terkesan unik karena berada di Jawa Barat yang merupakan daerah dimana kita jarang menemukan candi. Lebih-lebih karena Candi Cangkuang berlokasi di tengah-tengah sebuah danau kecil.

Sejarah Candi Cangkuang

Candi Cangkuang merupakan candi Hindu yang lokasinya tepat berada di Kampung Pulo, Garut, Jawa Barat. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1996. Candi tersebut ditemukan oleh dua orang peneliti yaitu Uka Tjandrasasmita dan Haryono. Mereka mencari lokasi candi berdasarkan buku yang berjudul Notulen Bataviaasch Genootschap yang didasarkan pada laporan Vorderman. Buku itu sendiri adalah terbitan tahun 1893.

Setelah lokasi candi tersebut ditemukan, penelitian selanjutnya dilakukan pada tahun 1967 dan tahun 1968. Dari beberapa reruntuhan dan serpihan-serpihan, akhirnya peneliti berhasil menemukan sebuah bangunan makam. Menurut sejarah, ini adalah makam Embah Dalem Arief Muhammad yang dipercaya sebagai leluhur dari penduduk Kampung Pulo dan penyebar Agama Islam di sekitar Cangkuang. Setelah ditemukannya makam tersebut, ditemukan juga sebuah Arca Siwa dan reruntuhan bangunan candi yang banyak digunakan oleh penduduk setempat untuk membuat batu nisan.

Penelitian dilanjutkan dengan penggalian di sekitar area kuburan Arief Muhammad yang kemudian menemukan sebuah formasi Candi berukuran 4,5 x 4,5 meter.

Pemugaran dan rekonstruksi untuk bangunan candi dimulai sejak tahun 1974 hingga 1976.

Lokasi Candi Cangkuang

Kampung Pulo Candi Cangkuang
Kampung Pulo Candi Cangkuang

Lokasi candi Hindu yang tepat berada di desa Cangkuang atau Kampung Pulo ini sebenarnya juga terkesan sangat unik mengingat, lokasi kampung tersebut dikelilingi oleh 4 gunung yaitu Gunung Guntur, Gunung Mandalawangi, Gunung Kaledong dan Gunung Haruman. Kampung Pulo sendiri sejak dulu hingga saat ini hanya terdiri dari 6 rumah yang dihuni oleh 6 kepala keluarga keturunan Embah Dalem Arief Muhammad. Di kampung tersebut masih berlaku beberapa pantangan (atau biasa disebut pamali di kampung tersebut) yang menurut kepercayaan setempat dapat menimbulkan malapetaka apabila dilanggar.

Nama candi tersebut diambil dari nama desa tempat Candi tersebut berada. Dan nama desa ini terinspirasi dari pohon pandan yang disebut “cangkuang” yang banyak terdapat di sekitar makam. Oleh penduduk sekitar daun pandan atau daun cangkuang biasa dimanfaatkan untuk banyak hal seperti untuk membuat tikar, caping, dan lain-lain.

Daya Tarik Cangkuang

Danau yang mengelilingi Candi Cangkuang
Danau yang mengelilingi Candi Cangkuang

Tempat ini sangat indah memiliki pemandangan alam yang masih alami dan cukup segar. Pada zaman dahulu kemah Desa Cangkuang dikelilingi oleh danau. Untuk bisa sampai ke desa tersebut, kita harus menyeberang menggunakan rakit. Akan tetapi, saat ini, sedikit demi sedikit danau yang mengelilingi Desa Cangkuang sudah mulai berkurang. Di bagian utara, bagian danau sudah berubah fungsi menjadi sawah. Praktis, bagian danau yang masih tersisa hanya berada di sebelah selatan saja.

Di tengah danau ini sebenarnya ada dua buah pulau, yang pertama adalah pulau yang memiliki Candi, dan yang kedua adalah pulau yang ukurannya lebih kecil.

Rute menuju Candi Cangkuang

Untuk bisa berwisata atau mengunjungi salah satu cagar budaya yang ada di tengah danau tersebut, kita bisa memanfaatkan transportasi umum seperti bus atau menggunakan kendaraan pribadi. Untuk bisa sampai ke tempat ini, kita bisa mengambil rute ke arah alun-alun Kecamatan Leles dari Bandung atau dari Garut. Jika sudah sampai di alun-alun, selanjutnya kita bisa menggunakan kendaraan roda dua atau ojek untuk mencapai di lokasi candi.

Baca Juga

Comments